“PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG PISANG BATU (Musa brachycarpa) SEBAGAI SAMPO TRADISIONAL UNTUK MENGATASI KERONTOKAN RAMBUT”
Latar Belakang
Di zaman serba modern ini, semakin banyak produk kesehatan rambut bermunculan di tengah masyarakat luas seperti sampo, hair tonic, conditioner, dsb, yang kurang dipahami betul dampak pemakaiannya karena kebanyakan dari mereka terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat merusak kulit kepala dan rambut bila pemakaiannya berulang kali dalam jangka waktu yang panjang. Apalagi jika kulit kepala mereka tidak cocok dengan produk kesehatan rambut modern, terutama sampo, sehingga dapat menyebabkan ketombe, gatal-gatal, serta kerontokan rambut. Karena itu, sering kali kita kesulitan untuk mendapatkan sampo yang cocok dengan jenis kulit kepala kita. Bahkan, menurut temuan terbaru dari ahli medis di Amerika Serikat, pada sejumlah produk sampo modern ditemukan zat kimia bernama methylisothiazolinone (MIT) yang bisa berpengaruh pada perkembangan sel saraf. Sebenarnya akan lebih baik apabila menggunakan sampo berbahan alami yang tidak menimbulkan efek samping.
Tidak seperti zaman dahulu dimana semuanya bergantung kepada alam. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jenis sampo modern yang hanya mementingkan busa dan aroma, bukan manfaat utamanya, yaitu membersihkan rambut. Padahal, untuk membersihkan rambut, orang dahulu menggunakan sampo lidah buaya ataupun merang padi yang tidak berbusa dan beraroma menyengat, namun sangat bermanfaat dan tidak berefek samping.
Sehubungan dengan itu, sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Bali untuk mengkonsumsi sayur ares (sayur yang dibuat dari batang pisang batu yang masih muda) sehari-harinya, maupun pada hari-hari besar tertentu seperti Galungan dan Kuningan. Karena itu, sebagian besar dari mereka memiliki rambut yang hitam, subur, tidak mudah rontok, lebat, dan indah. Akan tetapi, hal tersebut belum pernah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah apakah dengan mengkonsumsi sayur ares, rambut kita dapat tumbuh subur dan lebat. Mungkin, hal itu disebabkan oleh zat-zat tertentu yang terkandung dalam batang pisang. Sementara itu, kita dapat melihat bahwa banyak pohon pisang tumbuh di segala tempat, seperti di sawah, tanah kosong, hutan, dsb. Padahal, akan lebih bermanfaat bila batang pohon pisang dapat kita gunakan, selain buah dan daunnya, daripada pohon tersebut ditebang dan batangnya disia-siakan.
Berangkat dari kenyataan itu, penulis tertarik untuk mencoba menemukan alternatif lain dalam perawatan rambut yang dapat mengatasi kerontokan rambut dengan menggunakan ekstrak batang pisang sebagai sampo karena ada baiknya jika kita mulai memanfaatkan kembali kekayaan alam yang ada di sekitarnya Kerontokan rambut dipicu oleh banyak faktor mulai stress sampai pola makan yang salah. Padahal, kerontokan rambut ini dapat diatasi dengan bahan-bahan alami. Selain murah, sampo alami ini sangat mudah dihasilkan serta tidak merusak lingkungan. Memang pada kenyatannya sudah banyak ramuan sampo tradisional yang diketahui oleh masyarakat luas, seperti sampo dari lidah buaya maupun dari urang-aring, namun tidak ada salahnya bila kita menemukan cara yang terbaru demi menambah pengetahuan kita dalam meracik sampo alami.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mencoba merealisasikan ide tersebut dalam karya tulis ini dengan judul “PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG PISANG BATU (Musa brachycarpa) SEBAGAI SAMPO TRADISIONAL UNTUK MENGATASI KERONTOKAN RAMBUT”.
Manfaat Penelitian
1. Dapat mengatasi kerontokan rambut dengan mudah dan cepat.
2. Dilihat dari segi ekonomisnya, sampo ini tidak teralu mahal untuk diperoleh dan bahkan menguntungkan bila kita menjualnya.
3. Sampo ini dapat digunakan oleh semua orang tanpa ada efek samping yang terkandung didalamnya.
4. Dapat dijadikan alternatif lain dalam menyuburkan rambut bila bahan-bahan sampo alami lainnya tidak tersedia di suatu tempat.
5. Dapat membuka wawasan kita lebih luas mengenai obat-obatan tradisional bahwa hampir semua tumbuhan di alam memiliki manfaat sebagai obat-obatan sehingga kita akan selalu terpacu untuk menemukan obat tradisional yang baru.
Pandangan Umum Mengenai Pisang
Menurut Anonim a (2006), tumbuhan pisang berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari, cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang, Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah. Menurut Made Astawan (2006), pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di Indonesia.
Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang yang kurang lebih sudah dikenal menjadi 230 varietas. Pisang batu diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta Famili : Musaceae
Sub Divisi : Angiospermae Genus : Musa
Kelas : Monokotil Spesies : Musa brachycarpa
Ordo : Zingiberales
Tanaman serba guna pisang telah lama akrab dengan masyarakat Indonesia, terbukti dari seringnya pohon pisang digunakan sebagai perlambang dalam berbagai upacara adat. Buahnya dapat dimakan langsung atau diolah terlebih dahulu. Selain buahnya, tanaman pisang juga dapat dimanfaatkan dari bagian bonggol hingga daunnya. Bunga pisang (dikenal sebagai jantung pisang) dapat digunakan untuk sayur, manisan, acar, maupun lalapan. Daunnya dapat memberikan rasa harum spesifik pada nasi yang dibungkus dalam keadaan panas.
Mengenai kandungannya, getah batang pisang mengandung tanin dan asam galat, sedangkan buahnya mengandung noradrenalin, 5-hidroksi triptamin, depamin, vitamin A, B kompleks, C dan E, serta seratonin, pektin, dan tanin. (Anonim b, 2006)
Batang Pisang Batu sebagai Sayur Ares
Anonim c (2006) menjelaskan bahwa jukut (sayur) ares adalah sejenis lauk pauk yang dibuat dari batang pohon pisang yang muda (anak pohon pisang) dicampur dengan balung (tulang dengan sedikit daging yang masih melekat pada tulang), sedikit daging dan bumbu. Daging dan tulang yang digunakan bisa daging dan tulang sapi, daging dan tulang babi, daging dan tulang itik. Pada umumnya batang pisang batu (Musa brachycarpa) yang digunakan, namun tidak tertutup kemungkinan bila batang pisang jenis lainnya yang digunakan. Sayur ares yang dimakan bersama nasi, dijadikan menu makanan sehari-hari, serta dapat dibuat pada upacara keagamaan, disuguhkan kepada keluarga dan orang-orang yang ikut membantu pelaksanaan upacara. Beberapa masyarakat Bali mempercayai bahwa bila rajin mengkonsumsi sayur ares, maka rambut mereka akan menjadi subur, tidak mudah rontok, lebat, hitam, dan indah.
Pemahaman Mengenai Rambut Rontok
Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui tiga fase, yaitu fase pertumbuhan (anagen), fase istirahat (katagen), dan fase kerontokan (telogen), baru kemudian dimulai lagi dengan fase anagen yang baru. Fase pertumbuhan rata-rata berjalan selama 1000 hari, sedangkan fase kerontokan berjalan selama 100 hari. Maka rata-rata perbandingan antara jumlah yang dalam fase pertumbuhan dan fase kerontokan berbanding 9 : 1. Sementara itu waktu fase istirahat (katogen) adalah sangat pendek, sehingga dapat diabaikan.
Rostamailis (2005:180) menjelaskan bahwa dalam bentuk yang nyata, jumlah normal dari rambut tersebut yang rontok setiap harinya berkisar antara 40 – 100 helai. Jadi, bila ada kerontokan rambut sekitar 50 helai per hari baik itu di bantal, baju, maupun pada saat menyisir rambut, maka kita tidak perlu bingung. Namun bila kerontokan rambut lebih dari 100 helai per hari dan terjadi terus menerus, tentu sangat diperlukan untuk mencari penyebab kerontokan tersebut dan segeralah mengobatinya. Bila tidak diobati sejak dini, kemungkinan besar akan timbul kebotakan suatu saat.
Penyebab Kerontokan Rambut
Sebelum membuat sampo tradisional pengobat kerontokan rambut, ada baiknya kita mengetahui lebih jauh tentang penyebab kerontokan rambut. Penyakit rambut rontok sering disebut dengan istilah Alopecia. Menurut Tri Wahyuni (2006), penyebab kerontokan secara umum antara lain:
1. Masa penyembuhan dari penyakit kronis seperti sifilis, malaria, tifus, dan sebagainya.
2. Baru saja melahirkan anak.
3. Kondisi jiwa tergoncang berkepanjangan, stress, atau banyak pikiran.
4. Menggunakan obat-obatan kimia yang justru kontraproduktif dengan pertumbuhan rambut.
5. Menggunakan sampo atau minyak rambut yang tidak semestinya.
6. Peredaran darah di kepala kurang lancar, sehingga kulit kepala kurang sehat.
7. Mengidap penyakit kulit kepala, misalnya ketombe.
Zat-Zat yang Dibutuhkan Rambut dalam Pertumbuhannya
Untuk dapat mengetahui proses kehidupan rambut, salah satu yang terpenting adalah mengatur perihal zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh rambut tersebut. Rambut adalah sesuatu yang hidup, artinya membutuhkan makanan, melakukan pertukaran zat (metabolisme), menjadi dewasa, tumbuh dan akhirnya juga menjadi tua, gugur, lalu mati.
Makanan yang banyak mengandung zat protein sangat membantu pertumbuhan rambut, baik yang dimakan langsung ataupun yang dioleskan dari luar atau dengan keramas. Namun, dalam hal ini bukan hanya zat-zat makanan yang mengandung protein saja yang dapat menyuburkan rambut, akan tetapi selalu ditunjang oleh vitamin-vitamin. Semua zat dan vitamin tersebut akan berbaur untuk menyuburkan rambut. Di antara banyaknya jenis-jenis vitamin yang dibutuhkan tubuh, para ahli kecantikan berpendapat bahwa vitamin A, B (terutama B2) sangat berpengaruh untuk pertumbuhan rambut. Pemikiran ini mengingat bahwa kekurangan kedua vitamin tersebut dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan pecah-pecah. Bahan-bahan tersebut dapat berupa makanan ataupun bahan yang dipakai dari luar yang berupa krim, sampo, minyak, dsb.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pisau
2. Blender
3. Papan talenan
4. Saringan, usahakan yang berpori-pori sangat halus.
5. Baskom, sebagai wadah hasil pemotongan batang pisang dan hasil perasan sementara.
6. Botol (sebanyak 10 buah), dengan takaran masing-masing 1,5 liter.
Sedangkan bahan yang diperlukan adalah 12,8 kg batang pisang batu (Musa brachycarpa) yang masih muda. Jumlah sebanyak ini dapat diperoleh dari 8 batang pisang batu dimana masing-masing mempunyai massa 1,6 kg. Sebagai ciri-ciri dari pohon pisang batu yang masih muda, kita dapat melihat dari tingginya dan usianya. Tingginya lebih kurang 2 meter, sedangkan usianya sekitar 4 – 5 bulan.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini terbagi atas 3 prosedur, yaitu:
Prosedur dalam Pembuatan Sampo Batang Pisang
Urutan tata cara dalam pembuatan sampo ini adalah:
1. Pebabatan delapan pohon pisang batu yang masih muda. Ambil batang pokoknya. Hal ini dilakukan pada tanggal 10 Desember 2006.
2. Selanjutnya, lapisan paling luar dan lapisan kedua dari luar, dikelupas sampai mendapat bagian dalamnya yang berstruktur halus dan mengkilap.
3. Batang pisang tersebut di potong kecil-kecil menggunakan pisau di atas papan talenan.
4. Setelah itu, masukkan potongan tersebut ke dalam blender dan kemudian blender sampai halus. Hal ini dilakukan supaya kita dapat mendapatkan ekstrak batang pisang lebih mudah.
5. Batang pisang yang telah diblender lebih kurang 30 detik hingga batang tersebut menjadi halus. Lakukan hal ini berulang kali.
6. Setelah diblender, keluarkan batang pisang yang telah hancur tersebut dan peras di atas saringan sampai sisa perasan menjadi kering. Dalam proses ini, jangan sampai ada ampas perasan yang masuk ke dalam ekstrak batang pisang tersebut.
7. Masukkan ekstrak batang pisang tersebut ke dalam botol yang telah disediakan, kemudian kemas botol tersebut dengan memberikan keterangan mengenai cara pemakaian dan cara penyimpanannya.
Prosedur dalam Penggunaan Sampo Batang Pisang
1. Tuangkan sampo ini sebanyak + 170ml lalu digosokkan pada rambut sampai rata.
2. Setelah itu, diamkan beberapa saat agar kandungan sampo tersebut dapat menyerap pada pori-pori kulit kepala.
3. Sebagai langkah terakhir, rambut dibilas dengan air sampai bersih.
Langkah 1 – 3 dilakukan berulang kali selama 14 kali setiap hari
Zat-Zat Aktif dalam Sampo Batang Pisang
Rambut yang tidak mudah rontok dikarenakan ia banyak mendapat asupan gizi yang cukup dan vitamin serta protein yang cukup. Protein, dengan penyusun utamanya unsur Carbon (C), Oksigen (O), dan Nitrogen (N), berfungsi dalam pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh, termasuk rambut. Salah satu jenis protein yang terdapat di dalam sampo batang pisang batu yaitu protein nabati karena protein ini berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sedangkan itu, vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan rambut di antaranya vitamin A atau Retinol (dengan gugus atom C20H30O) dan B2 atau Riboflafin (dengan gugus atom C17H22O6N4). Zat-zat tersebut dibutuhkan rambut karena ia berfungsi melindungi dan merawat pembuluh darah kapiler di kulit kepala sehingga rambut dapat tumbuh subur. Vitamin A juga menyebabkan kulit kepala sehat, maka rambut pun dapat tumbuh sehat dan subur. Dikarenakan sampo batang pisang ini dapat mengatasi kerontokan rambut dengan baik, maka dapat diketahui bahwa ia mengandung vitamin A dan protein.
Sementara itu, FG Winarno (2004:124) menambahkan pula bahwa vitamin A banyak terdapat pada bahan-bahan nabati. Hal ini memperkuat adanya kandungan vitamin A dalam sampo ini karena vitamin A banyak terdapat dalam sayuran hijau, dan batang pisang batu termasuk ke dalamnya. Ia juga menambahkan bahwa protein berfungsi untuk membantu pertumbuhan sel-sel dan jaringan yang baru, dan hal mengindikasikan bahwa protein juga terkandung dalam sampo ini karena ia menyebabkan rambut tumbuh subur. Namun, vitamin B2 kemungkinan kecil terkandung dalam sampo ini karena pada umumnya vitamin ini terdapat pada biji-bijian, dan batang pisang bukan termasuk biji-bijian.
BIODATA PENULIS
PENULIS 1
Nama : Alex Raharja Hafil
Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 30 Agustus 1990
Alamat : Jl. Nangka Selatan gg XI no. 17, Denpasar
Kelas / No. induk : XI IPA5 / 7205
Sekolah : SMA Negeri 3 Denpasar
Alamat Sekolah : Jl. Nusa Indah 20X, Denpasar
Senin, 16 Maret 2009
“PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG PISANG BATU (Musa brachycarpa) SEBAGAI SAMPO TRADISIONAL UNTUK MENGATASI KERONTOKAN RAMBUT”
Diposting oleh Venus di 21.55
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
mba... gimana,ya pemanfaatan batang pisang buat penyakit yg laen.. ada kandungan batang pisang secara umum, nggak?
saya sangat terbantu dg posting anda..
terima kasih.
Minta ijin juga untuk mengutip sebagian artikel ke tugas kuliah saya..
Posting Komentar